Sabtu, 18 Juni 2016

sepasang kaki dan rindu gunung

tentang sepasang kaki yang melangkah meninggalkan tanpa penjelasan, inilah cerita yang kutulis saat terpaku melihatmu berlalu jauh-

*

matahari mulai melingsir...
senja yang ku kira akan merah, terlalu singkat hingga meredup menjadi biru....
menghitam disambut malam...
angin dingin mengantarnya lebih nyenyak....

sayup panggilan menghadap pemilik jiwa menggetarkan hati...
gemerisik daun dan ngiang serangga gunung menjawabnya... seakan berseru penuhi panggilanNya....

aku hanya mendongak, mencuri celah langit diantara pucuk daun yang menjulang tinggi....
melangkah menyibak kabut yang mulai menyelimut, segar aroma pinus yang selalu menjadi aroma rindu, pertanda jalanku masih jauh.... pun damai kurasa seakan berkata aku ingin disini saja, tapi itu tak nyata...
harusnya aku bergegas menemukan tempat untuk ku beradu sayang-tempat untukku pulang~

***

dan ternyata~

dimana aku ini...
tersesat di belahan dunia tanpa koma, bahkan untuk berhenti sejenak terbebas dari hitungan materi pun tak ada.
jauh lebih ramai dari tengah hutan itu.... lebih malah...
lalu lalang binatang besi beroda banyak tiada henti, hembusan nafas kotor juga bisa hitamkan langit ditempatku ini
-hingar bingar dentuman palu obsesi, gemeretak gerigi jalankan ambisi- pekak mengudara lalaikan kewajiban...

ah, ini bising, ini lelah, ini.... tapi ini kenyataan....
terlalu hanyak hal ku jadikan pembenaran, menjadi alasan untuk melupakan apa yg telah ku ucapkan-- tentang aku yang harusnya menunggu...

***

hari ini...
aku merindukan berada di tempat sedamai itu...
sejuk nian...
biar dingin dan berisik serangga....
aku suka disana...

di gunung..
di hutan...
di pantai...

kerinduan pada hening sepi dan kesendirian yang tetiba menyapa senja ini...

ah,
setidaknya manusia tahu untuk apa ia datang dan perlukah ia tinggal dan bagaimana harusnya berpulang~

sedangkan aku yang sedang memendam kecewa tanpa penjelasan dan memilih percaya....
maafkan aku yang tak lantas bersuci hati dan fikiran, tapi setidaknya percaya, apa yg kau lakukan adalah demi kebaikan,kan?

***

mana yang lebih dulu-
memaafkan atau pulang?

apapun,
aku memilih berdamai dengan hatiku yang sedang merindu akan hening sepi yang menenangkan...

**

maaf~
setidaknya telah berusaha ku penuhi janjiku.