Senin, 07 Oktober 2013

rembulan...

sunyi...
ketika ku daki anak tangga menuju peraduan di tiap malam-malamku...menuju singgasana istimewa di rumah sementara ini...teras balkon.. terkadang di atap genting... tempat favoritku...
di mana ku tengadahkan kepala menatap langit malam... menyandarkan punggung... mengedarkan pandang... menghirup aroma petang.. dan bercerita bersama sejuta bintang dan seorang rembulan..
dengan kaki menjuntai yang terkadang ku lipat...
malam ini.. angin berhembus pelan... tak teramat dingin untuk ku habiskan malam di luar dengan ritual sunyiku bersama segelas cokelat panas dengan asap yang mengepul dari bibir gelasnya...
tapi..malam ini tak sunyi..  masih sama seperti malam-malam yang lalu... ketika ku habiskan sisa 24 jam hari ini, anugerah Tuhan...
"berapa jam lagi sisa waktuku untuk melalui hari ini?", bisikku dalam hati... melirik ke layar ponsel yang sedari tadi ku genggam tanpa ada jari yang menari di atasnya...
"empat jam lagi...", bisikku pelan.. seakan tak ingin hatiku mendengarnya..
aku cemas... hingga saat ini tak juga datang kabar darinya...
ah, biarlah... toh malam ini juga bisa ku habiskan cerita sejak subuh hingga petang tadi..ku ceritakan pada rembulan yang selalu setia menemaniku..mendengarkan celotehku... kataku dalam hati menenangkan batinku yang sejenak gusar menunggu telepon seseorang yang jauh di sana,...

aku diam.. terpekur memandang langit.. "ah, tiada nampak juga...."

"si bulan ngumpet dmn?
lg kangen ma kamu...
mau curhat"


celotehku dengan gaya bahasa sok imut... berharap rembulan kan mengiba dan datang menghampiriku... tak hanya bintang yang  tunggal nampak terang yang sedari tadi menatapku tajam dari ujung langit sana...
haha... mungkin saja... kan dewi rembulan itu baik hati dan sayang sama anak kecil...
pikirku nakal dalam hati...
namun kemudian aku terkesiap... itu hanya dongeng bagi anak kecil...
bukan aku, manusia dengan usia berkepala dua..ah, tapi apa lah salahnya...
"berfikir seperti anak kecil itu menghilangkan batas rasionalitas..menjadikan segalanya menjadi mungkin... tiada yang salah dari keinginan dan mimpi...semuanya sam", pikirku dalam hati.. entah itu alibi untuk menutupi kekanakanku..ataukah memang iya...

sisanya...
mendengar hembusan nafasku sendiri...dengan suara lamat-lamat riuh sedan hilang..muncul..dan kembali tenggelam di sapu angin semilir....

entah kenapa saat tak ku jumpai rembulan malam ini... kuurungkan pula niatku untuk membagi segala kisahku pada langit....


di sudut mata diantara kumandang takbir yang terngiang entah dari mana...
ku lihat rembulan tersenyum...
dan menghilang.. lagi....
seolah ia hanya menyapa merayu...

aku masih disini... 
bisiknya malam itu....

rembulan sabit tersenyum sendu..
bersembunyi riang mengintip  malam..
aku...
anak manusia..
bertitip salam padanya 
lewat sebuah bintang yang berpijar mengalahkan terangnya...

aku..rindu... 

rembulan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar