Selasa, 15 Oktober 2013

kau... lelaki

Kau,
lelaki yang ku tatap lamat beberapa waktu lalu,
yang ku kenal,
lelaki dengan seulas senyum getir yang kau rasa manis,
tapi tak buatku...
itu...
senyuman sejuta makna tanpa ungkapan...


Kau, 
lelaki bermata sendu...
bola mata yang tak lagi putih...
seolah telah kau cicipi getir hidup yang 
kau ungkap lewat sinar matamu,


Kau,
lelaki dengan gurat wajah yang lebih tegas dari tiga tahun lalu...
tapi entah kenapa slalu kau coba tampakkan
imut wajah bocahmu,
seakan ingin kau jalni setiap tapakmu,
tertawakan tiap masalahmu, 
bak seorang bocah...


tapi itu bukan Kau,
wahai lelaki yang menyimpan berjuta memori tentang makna hidup...

entah,
esok cerita apa yang ku dapat darimu...


percayalah,
Kau selalu ada temandan tempat  berbagi...
kawan,






Dan mungkin disana kita kan berbagi cerita...


lagi...

selesai*

Duduk ku bersandar, di antara riuh deru mesin dan gemerlap lampu jalanan, musik mengalun lembut ku dengar lewat sepasang benda putih yang tersumpal di telinga...
aku, 
yang menatap jauh kedepan, mencari ujung gelap berhias warna,,,
aku, 
yang mendapati diriku, diantara waktu lalu dan sekarang,
aku, 
yang masih terbungkus rasa...
rasa yang sama..
rasa yang muncul tiga tahun lalu, sejak awal senyum sapa- hingga sekarang,
tadi, senyum pisah...
ah,.. ini masih aku...
***

dan aku pun tahu semua perempuan mu...
dan aku pun mengerti rasamu teruntuk wanitamu,,, yang kau cintai amat...
dan aku pun tahu... untuk setiap lirikan.. sanjungan.. ketertarikan.. atau sekadar rasa sukamu pada perempuan-perempuan itu...
 ya...
seperti kau kata...aku mengerti kamu...
dan ya... seperti ku tahu,,,
aku lelah dengan semua rasa yang tersumpal sesakkan hati ini....
aku lelah dengan segala kelakuanmu,... aku lelah dengan segala tingkahmu....
entah samapai kapan aku tahan untuk sekadar jadi pelarianmu.. pelampiasanmu...persinggahanmu...

mungkin aku akan pergi...
tak lagi memaksakan diri untuk tetap bertahan disini... menungguimu yang asik bermain rasa dengan angan-anganmu,,,
***
diantara diam ku kuatkan hati,.. bersiap mundur dan melangkah pergi...
menjalani hidupku sendiri tanpamu, kasih...
dan bersiap menyambut sesuatu yang lebih..
PASTI....

lalu...
kenapa lagi-lagi kau datang...
menanyakan hal itu... yang ku rasa itu sangat manis...

dan aku mengurungkan niatku beranjak darimu...

setelah sekian waktu...
***

ya, 
ternyata sama seperti pikirku semula...
hanya akan menambah rasa sesak...
kau hanya menawarkan sedikit.. manis itu...
bukan memberikannya,,,
iya, aku salah... berharap lebih....
ah, aku pergi...
adakah yang lain?
***

dan,...
sisanya hilang...
tlah terbuang bersama semua pesan yang ku kirim...
pesan yang kau terima tanpa makna...
lalu, apa arti nya ku tulis semua apa yang ku rasa ... rasa yang teruntuk dirimu...
ah,,, rupanya kau pun tahu dan mulai muak padaku,,,
ya...
sudahlah.. tinggal kan saja aku dengan segala keakuanku...
yang tak lagi mungkin bisa masuk atau sekadar terselip di satu sisi hatimu...
sudah..
ku hentikan saja semua ini...
tak perlu ku paksa kau tuk balas rasaku...
tak perlu kau datang jika hanya membawa kasihan...
tak perlu....
tak perlu...
tak perlu memaksakan diri hidup bersama orang yang tak kau cintai,,,

aku tahu...

sudah...

semua...

usai,,,





aku pergi, 



kasih...



selesai...

Minggu, 13 Oktober 2013

SELESAI....

Duduk ku bersandar, di antara riuh deru mesin dan gemerlap lampu jalanan, musik mengalun lembut ku dengar lewat sepasang benda putih yang tersumpal di telinga...
aku, 
yang menatap jauh kedepan, mencari ujung gelap berhias warna,,,
aku, 
yang mendapati diriku, diantara waktu lalu dan sekarang,
aku, 
yang masih terbungkus rasa...
rasa yang sama..
rasa yang muncul tiga tahun lalu, sejak awal senyum sapa- hingga sekarang,
tadi, senyum pisah...
ah,.. ini masih aku...

***

dan aku pun tahu semua perempuan mu...
dan aku pun mengerti rasamu teruntuk wanitamu,,, yang kau cintai amat...
dan aku pun tahu... untuk setiap lirikan.. sanjungan.. ketertarikan.. atau sekadar rasa sukamu pada perempuan-perempuan itu...
 ya...
seperti kau kata...aku mengerti kamu...
dan ya... seperti ku tahu,,,
aku lelah dengan semua rasa yang tersumpal sesakkan hati ini....
aku lelah dengan segala kelakuanmu,... aku lelah dengan segala tingkahmu....
entah samapai kapan aku tahan untuk sekadar jadi pelarianmu.. pelampiasanmu...persinggahanmu...

mungkin aku akan pergi...
tak lagi memaksakan diri untuk tetap bertahan disini... menungguimu yang asik bermain rasa dengan angan-anganmu,,,
***

diantara diam ku kuatkan hati,.. bersiap mundur dan melangkah pergi...
menjalani hidupku sendiri tanpamu, kasih...
dan bersiap menyambut sesuatu yang lebih..
PASTI....

lalu...
kenapa lagi-lagi kau datang...
menanyakan hal itu... yang ku rasa itu sangat manis...

dan aku mengurungkan niatku beranjak darimu...

setelah sekian waktu...
***

ya, 
ternyata sama seperti pikirku semula...
hanya akan menambah rasa sesak...
kau hanya menawarkan sedikit.. manis itu...
bukan memberikannya,,,
iya, aku salah... berharap lebih....
ah, aku pergi...
adakah yang lain?
***

dan,...
sisanya hilang...
tlah terbuang bersama semua pesan yang ku kirim...
pesan yang kau terima tanpa makna...
lalu, apa arti nya ku tulis semua apa yang ku rasa ... rasa yang teruntuk dirimu...

ah,,, rupanya kau pun tahu dan mulai muak padaku,,,

ya...
sudahlah.. tinggal kan saja aku dengan segala keakuanku...
yang tak lagi mungkin bisa masuk atau sekadar terselip di satu sisi hatimu...

sudah..
ku hentikan saja semua ini...
tak perlu ku paksa kau tuk balas rasaku...
tak perlu kau datang jika hanya membawa kasihan...
tak perlu....
tak perlu...

tak perlu memaksakan diri hidup bersama orang yang tak kau cintai,,,

aku tahu...

sudah...

semua...

usai,,,




aku pergi, 



kasih...




selesai...

Senin, 07 Oktober 2013

rembulan...

sunyi...
ketika ku daki anak tangga menuju peraduan di tiap malam-malamku...menuju singgasana istimewa di rumah sementara ini...teras balkon.. terkadang di atap genting... tempat favoritku...
di mana ku tengadahkan kepala menatap langit malam... menyandarkan punggung... mengedarkan pandang... menghirup aroma petang.. dan bercerita bersama sejuta bintang dan seorang rembulan..
dengan kaki menjuntai yang terkadang ku lipat...
malam ini.. angin berhembus pelan... tak teramat dingin untuk ku habiskan malam di luar dengan ritual sunyiku bersama segelas cokelat panas dengan asap yang mengepul dari bibir gelasnya...
tapi..malam ini tak sunyi..  masih sama seperti malam-malam yang lalu... ketika ku habiskan sisa 24 jam hari ini, anugerah Tuhan...
"berapa jam lagi sisa waktuku untuk melalui hari ini?", bisikku dalam hati... melirik ke layar ponsel yang sedari tadi ku genggam tanpa ada jari yang menari di atasnya...
"empat jam lagi...", bisikku pelan.. seakan tak ingin hatiku mendengarnya..
aku cemas... hingga saat ini tak juga datang kabar darinya...
ah, biarlah... toh malam ini juga bisa ku habiskan cerita sejak subuh hingga petang tadi..ku ceritakan pada rembulan yang selalu setia menemaniku..mendengarkan celotehku... kataku dalam hati menenangkan batinku yang sejenak gusar menunggu telepon seseorang yang jauh di sana,...

aku diam.. terpekur memandang langit.. "ah, tiada nampak juga...."

"si bulan ngumpet dmn?
lg kangen ma kamu...
mau curhat"


celotehku dengan gaya bahasa sok imut... berharap rembulan kan mengiba dan datang menghampiriku... tak hanya bintang yang  tunggal nampak terang yang sedari tadi menatapku tajam dari ujung langit sana...
haha... mungkin saja... kan dewi rembulan itu baik hati dan sayang sama anak kecil...
pikirku nakal dalam hati...
namun kemudian aku terkesiap... itu hanya dongeng bagi anak kecil...
bukan aku, manusia dengan usia berkepala dua..ah, tapi apa lah salahnya...
"berfikir seperti anak kecil itu menghilangkan batas rasionalitas..menjadikan segalanya menjadi mungkin... tiada yang salah dari keinginan dan mimpi...semuanya sam", pikirku dalam hati.. entah itu alibi untuk menutupi kekanakanku..ataukah memang iya...

sisanya...
mendengar hembusan nafasku sendiri...dengan suara lamat-lamat riuh sedan hilang..muncul..dan kembali tenggelam di sapu angin semilir....

entah kenapa saat tak ku jumpai rembulan malam ini... kuurungkan pula niatku untuk membagi segala kisahku pada langit....


di sudut mata diantara kumandang takbir yang terngiang entah dari mana...
ku lihat rembulan tersenyum...
dan menghilang.. lagi....
seolah ia hanya menyapa merayu...

aku masih disini... 
bisiknya malam itu....

rembulan sabit tersenyum sendu..
bersembunyi riang mengintip  malam..
aku...
anak manusia..
bertitip salam padanya 
lewat sebuah bintang yang berpijar mengalahkan terangnya...

aku..rindu... 

rembulan.....

singkat.... *sepenggal kisah

tak usah lah kau ngomel panjang lebar macam itu....
setidaknya aku pernah mencintaimu....

walau hanya singkat..
dan aku tak tahu sekarang masihkah...
bukankah jelas kau tahu?
di hatiku masih terpatri segala ingatan-kenangan dan kerinduanku padanya, tentangnya..
perempuan yang kau pun juga tahu dia siapa...
bukankah juga sudah ku katakan padamu...

jalanilah saja semuanya semau kita(semauku-semaumu saja)...

tidakkah kau bosan dengan pertanyaan yang masih saja tersumpal di kedua bola matamu? yang seolah kau menunjukkan sok imut mu di hadapanku??? ya, itu.. pertanyaan yang sama yang kemarin baru saja kau tanyakan(lagi) padaku...
bukankah seharusnya kau juga sadari..bahwa (hampir) tiap malam teleponmu berdering tanda panggilan masuk dariku...
iya, aku yang menelponmu bukan karena merindukanmu..
tapi aku yang ingin kau selalu mendengarkan segala peluhku-keluhku-rinduku bersama wanita itu...
kau kan adik yang baik.... seharusnya lah kau juga mendengarkanku...
dan bukankah dari awal juga telah ku katakan padamu tentang aku- tentang hatiku- tentang kita...

aku malas berhadapan denganmu yang selalu seperti itu....
berhentilah mencintaiku...

karena telah ku intip masa depan.. esok ku kan bersama orang lain... dan itu bukan kamu....

dan satu..
kita jauh... jadi kalau pun pergi salah satu... tak akan terasa, kan....

semuanaya baik-baik saja....


Selasa, 01 Oktober 2013

BIARKAN

Sore tadi.. seperti biasa, kejengkelan di kos kembali diusik oleh anak-anak tetangga, cowo, uda pada gede dan mengerti etika, seharusnya.. tapi malah seakan tak tahu etika...
melimpat pagar kos an cewe, teriak-teriak dan lompat naik ke balkon lantai dua kos ku. sungguh tak punya etika...
tahu kalau yang lompat pagar itu anak kecil juga yang sedang di bully sama anak laki-laki yang lebih tua darinya... melempar sandalnya ke balkon lantai dua..
tahu sih kalau anak kecil itu hendak mengambil sandalnya...
tapi aku yang sejak kemarin jengkel dengan segala masalah di kos ini ditambah masalahku sendiri dan geram dnegan tingkah anak tetangga yang makin tak tahu aturan...
teriak-teriak saja aku menegur anak-anak itu..
yang kecil pun membela diri...
teman yang sedang main ke kos pun menegurku,
"biar lah Tan, dia ma mengambil sandalnya itu, dia dibully sama yang tua tak tahu aturan..., kasihan diia"
aku pun menjawab singkat...
"Biarlah itu menjadi pelajaran baginya, kalau hidup itu keras, biar dia dewasa dengan keadaannya itu... entah setelah itu terserah dia... entah kebencian atau keberanian yang tertanam"...
"wow..."
jawab temanku singkat...